Jakarta, Sebagian besar masyarakat sering mendengar istilah bahwa semakin ruwet saraf-saraf yang ada di otak maka akan membuat seseorang semakin pintar. Tapi benarkah kabar tersebut?
Setiap otak manusia selalu berevolusi dan akan tumbuh lebih besar untuk mengakomodasi semua fungsi-fungsi di dalam tubuh. Kondisi inilah yang membedakan otak manusia dengan hewan.
Pada otak manusia yang normal ada sebuah alur besar yang disebut dengan fissures, alur kecil yang disebut dengan sulci dan lipatan luar yang disebut dengan gyri yang mengikuti pola setiap orang.
Otak manusia akan melakukan perubahan ketika seseorang belajar. Para peneliti menemukan ketika seseorang belajar sesuatu atau menerima rangsangan maka sinapsis (hubungan antar neuron) dan sel-sel darah akan mendukung pembentukan neuron dan meningkatkan jumlah sinapsis yang ada.
Semakin ruwet atau banyaknya sinapsis yang terbentuk di dalam otak menunjukkan bahwa orang tersebut sering mempelajari berbagai hal baru atau sering menerima rangsangan, seperti dikutip dari NYTimes, Senin (23/5/2011).
Jika sinapsis yang ada di otak banyak atau terlihat ruwet maka menandakan adanya koneksi yang bagus antara sel-sel saraf di otak. Sedangkan orang yang otaknya lebih halus menunjukkan bahwa ia lebih sedikit menerima stimulasi atau mempelajari hal-hal baru.
Jika seseorang sering mempelajari hal-hal baru dan menerima rangsangan dengan baik, maka pengetahuannya akan bertambah dan sinapsis yang terbentuk semakin banyak. Kondisi ini yang seringkali dikaitkan dengan kecerdasan.
Seseorang terlahir dalam keadaan otak yang lebih halus dan tidak ada kerutan, terutama janin di awal perkembangannya memiliki otak yang kecil dan sangat halus. Kerutan di otak mulai muncul saat mencapai usia 40 minggu, dan semakin sering anak menerima rangsangan maka kerutan di otaknya akan semakin bertambah. Selain itu kerutan yang muncul di otak juga menandakan bahwa otak seseorang tetap sehat.
Sumber Informasi :
detikhealth
0 comments:
Post a Comment