New York City, Cegukan merupakan kondisi umum yang sering terjadi pada setiap orang. Tapi seorang pria harus masuk ruang gawat darurat karena cegukan yang dialaminya selama 4 hari ternyata merupakan satu-satunya gejala serangan jantung.
Dalam kasus yang sangat langka dan sangat tidak biasa, cegukan terus-menerus bisa menjadi satu-satunya gejala serangan jantung. Meski kasus seperti ini sangat sedikit, tapi menurut studi kasus yang diterbitkan pada American Journal of Emergency Medicine edisi Januari, hal ini diketahui pernah terjadi pada seorang pria berusia 68 tahun.
Pria yang tidak disebutkan identitasnya tersebut harus masuk ruang gawat darurat karena mengalami cegukan setiap 4 sampai 6 detik selama empat hari.
Tekanan darahnya sedikit tinggi dan dokter melakukan pengujian sinar-X dada untuk mencari kemungkinan tumor, tetapi tidak ditemukan masalah apa-apa.
Dokter kemudian memberinya relaksan otot dan obat lain yang dikenal untuk mengurangi singultus, yaitu istilah medis untuk cegukan. Menurut dokter, dengan obat tersebut cegukannya akan berhenti dengan sendirinya. Namun 2 hari kemudian, ia kembali ke ruang gawat darurat dengan kondisi masih cegukan.
Karena pria yang sudah tua itu memiliki beberapa faktor risiko untuk penyakit jantung, seperti diabetes, merokok dan tekanan darah tinggi, dokter mengujinya dengan elektrokardiogram (EKG), yang akan menunjukkan beberapa kelainan irama jantung.
Tes darah menunjukkan pria tersebut memiliki protein tingkat tinggi yang dikeluarkan ketika otot jantung telah rusak, yang mengkonfirmasi diagnosis untuk serangan jantung kecil.
Pria itu tidak mengalami nyeri dada, tidak ada kesulitan bernapas, tidak nyaman, serta tidak ada mual, pusing atau berkeringat dingin, hanya cegukan konstan. Tetapi begitu ia diberikan obat jantung, cegukannya langsung hilang.
"Jujur saya tidak tahu mengapa pria itu tidak ada tanda-tanda peringatan serangan jantung yang biasa. Tapi banyak orang, terutama penderita diabetes, dapat memiliki presentasi yang tidak biasa untuk masalah jantung," jelas Dr. Joshua Davenport, emergency physician di St. Luke's-Roosevelt Hospital, New York City, seperti dilansir MSNBC, Sabtu (28/1/2012).
Menurut Dr Davenport, cegukan biasanya tidak disebabkan oleh sesuatu yang berat seperti serangan jantung tanpa seseorang mengalami gejala lain. Kasus ini diakuinya sebagai pengecualian dan sangat langka.
"Adapun mengapa masalah jantung mungkin telah memicu cegukan, karena ketika jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena darah kurang mengalir melalui arteri yang sakit, ini bisa mengiritasi saraf diafragma, otot pernapasan bawah jantung," jelasnya.
Cegukan yang terjadi menunjukkan bahwa diafragma (otot berbentuk kubah yang berada tepat di bawah paru-paru dan terhubung ke tulang rusuk) bergerak naik dan turun tanpa sadar, atau disebut kontraksi spasmodik diafragma.
Salah satu saraf yang mengatur gerakan diafragma ini adalah saraf phrenic. Alasan yang lebih umum mengapa saraf berjalan ke diafragma teriritasi dan menyebabkan cegukan adalah perut buncit, minum alkohol atau banyak soda, permen karet atau merokok.
Kasus cegukan tanpa henti juga bisa dipicu oleh refluks asam. Cegukan konstan juga dapat disebabkan oleh tumor di kepala, leher atau paru-paru, atau infeksi di otak atau telinga.
source : http://www.detikhealth.com/read/2012/01/28/115726/1827810/763/cegukan-4-hari-tanpa-henti-ternyata-kena-serangan-jantung?l1101755
0 comments:
Post a Comment